Senin, 23 Agustus 2010

Rencana Perpustakaan Daerah Akrabi Pembaca Anak-Anak

Relakan Ruang Rapat untuk Ruang Baca 

Gagasan menggaet pembaca dari kalangan anak-anak, menjadi agenda terbaru Perpustakaan Daerah (Perpusda). Dengan konsep friendly dan tidak menjemukan, akan dipersiapkan ruang khusus baca anak-anak lengkap dengan koleksi bukunya. Seperti apa?

HALIMATU HILDA, Kudus

---

IDE menyediakan ruang baca khusus anak-anak, menurut kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kudus, Yuli Kasiyanto, bermula ketika ada kunjungan dari siswa sekolah dasar (SD) beberapa waktu lalu. Ia pun sangat senang, manakala ada kunjungan tersebut. Puluhan siswa datang ke perpustakaan yang sekarang berlokasi di samping GOR dan stadion Wergu Wetan, Kecamatan Kota.

Disambutlah puluhan siswa tersebut untuk menuju ke ruang baca yang ada di lantai II gedung Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. Sesampainya di sana, para siswa, kebingungan melihat tingginya rak buku (jika dibandingkan tinggi badan mereka, Red) dan jajaran rak buku yang cukup banyak.

"Untuk menjangkaunya kan susah. Karena rak bukunya tinggi-tinggi. Belum lagi ketika melihat bukunya, mereka kebingungan," ujarnya.

Walhasil, kunjungan perpustakaan itu tidak dapat maksimal. Keinginannya untuk membaca buku ''khas" mereka urung dilakukan karena ketidaktahuan buku mana yang layak dibacanya. Apalagi, rata-rata kondisi bukunya sudah mulai usang. "Jika dilihat secara sekilas bukunya tidak ada yang menarik perhatian mereka. Meskipun sudah banyak buku baru," tambah Yuli.

Sehingga, kedatangan anak-anak kala itu malah berlari-lari ke sana kemari. Kondisi perpustakaan yang sekarang, tidak dapat mampu menyedot perhatian mereka, untuk membaca koleksi buku yang dimilikinya. Dari situlah, ia mulai tersadar, perpustakaan harus akrab terhadap golongan pembaca satu ini.

"Saya senang ada kunjungan ke perpustakaan. Tapi saya malah malu sendiri, dengan fasilitas yang ada," ungkapnya.

Semangat anak-anak mengunjungi perpustakaan, patutlah disambut gembira. Sebab, itu adalah pengalaman terbaru mereka dalam menggugah motivasi untuk menyukai buku. Manakala jika tidak didukung dengan sarana dan prasarana di perpustakaan, lanjutnya, agaknya sulit mendekati kalangan anak-anak.

"Di situlah kami berusaha memutar ide untuk menyediakan fasilitas itu. Beruntung, selain dari dana APBD, dalam tiga tahun ini kami mendapatkan dana block grant, rencananya akan kami kembangkan ke sana," ujarnya.

Rencana pengembangan itu sudah mulai dicicil. Misalkan, pengadaan koleksi bacaan yang sudah masuk dalam proses pembelian oleh rekanan. Kemudian, pembelian rak buku yang telah didatangkan. "Rak bukunya kami berikan yang pendek-pendek. Supaya mereka mudah meraihnya," tambahnya.

Selanjutnya, warna ruangan pun akan disulap dengan warna menyenangkan. Sehingga kesan menjenuhkan dan membosankan sirna. Melainkan warna cerah yang didukung dengan koleksi buku yang disesuaikan usia anak-anak, membuat perpustakaan nantinya sebagai rekreasi edukasi.

"Targetnya memang menjadi wahana rekreasi edukasi. Di mana, tidak melulu rekreasi di wahana permainan tapi dengan membaca buku pun dapat memperoleh hiburan," ungkapnya.

Untuk mewujudkan itu semua, pihaknya memang tidak perlu mengorbankan ruangan yang sudah ada. Hanya, akan memaksimalkan ruangan yang belum berfungsi dengan baik. "Kami akan gunakan ruang rapat sebagai ruang baca anak-anak. Sehingga seramai apapun tidak akan mengganggu ruang baca untuk masyarakat umum," tambahnya.

Keinginannya mewujudkan ruangan itu tidak terlepas dari keinginan membidik para generasi muda. Karena ia percaya, dengan memberikan "isian" pengetahuan yang positif sejak dini, akan membentuk karakter di masa depan.

"Buku merupakan jendela dunia. Kalau anak diperkenalkan sejak dini, tentu akan mempengaruhi karakter positif pada masa yang akan datang," harapnya. (*/rus) 
sumber : http://jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=176290 

0 komentar:

Labels

About This Blog

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP