Senin, 12 April 2010

Kemendiknas Rintis Taman Bacaan Masyarakat di Mall


Jakarta, Selasa (23 Februari 2010)
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan merintis taman bacaan masyarakat (TBM) berbasis masyarakat di pusat perbelanjaan atau mall. Sarana pendidikan untuk menjangkau para pengunjung mall ini mengusung branding TBM@mall.
"Kita akan membangun perpustakaan- perpustakaan, library-library corner, baik di pusat-pusat keramaian misalkan di mall-mall termasuk juga di taman bacaan-taman bacaan atau pusat bacaan masyarakat di beberapa daerah. Itu yang kita perkuat, sehingga anak-anak kita bisa membaca secara langsung dan gratis," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh usai membuka Kompas Gramedia Fair di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2010).
Mendiknas menyampaikan, pengembangan keterjangkauan pendidikan terkait dengan biaya pendidikan mulai dari biaya langsung seperti SPP sampai dengan uang saku. Oleh karena itu, kata Mendiknas, mengembangkan buku yang murah adalah bagian dari membangun keterjangkauan. "Kita pun akan bekerjasama dengan para penerbit untuk memproduksi dan mencetak buku-buku yang bisa terjangkau," katanya.
Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dir Dikmas Ditjen PNFI) Kemendiknas Ella Yulaelawati mengatakan, pusat perbelanjaan atau mall akan menjadi pusat kebudayaan. Dia menyebutkan, 50 persen pengunjung adalah remaja, 25 persen di bawah remaja, dan 25 persen di atas remaja. "Jadi dengan TBM multifungsi dalam artian dia bisa belajar sepanjang hayat. Bapak-bapak yang mengikuti istrinya bisa singgah di situ," katanya.
Ella menyebutkan, fasilitas ini akan dilengkapi dengan kid corner atau pojok anak sebagai balai belajar bersama. Selain itu, dapat dijadikan sebagai galeri untuk anak-anak yang belajar di luar sekolah memajang hasil karyanya. "Murid sekolah rumah yang belajar di komunitas home schooling bisa pajangkan karyanya di situ dan juga bisa untuk anak-anak usia dini untuk belajar. Jadi segala bentuk pembelajaran yang lebih instan," ujarnya.
Pemilihan buku-buku koleksi TBM@mall disesuaikan gaya hidup para pengunjung mall. Buku-bukunya bersifat lebih instan, menarik, dan berisi rujukan-rujukan informasi untuk pembelajaran sepanjang hayat. "Di samping itu kita juga memahami ada komunitas-komunitas khusus. Bukan berarti hanya memikirkan untuk komunitas gaya hidup mall itu, tetapi kita juga akan melengkapi dengan TBM untuk di tempat tunggu sopir," katanya.
Ella menyebutkan, rintisan TBM@mall akan dimulai di lima pengelola pusat perbelanjaan di Jakarta. Selain itu, kata dia, akan dirintis pula di Serang, Banten dan Makassar, Sulawesi Selatan. "Kita akan ada MoU dengan pengelola pusat perbelanjaan dan sedang akan dirintis," katanya.
Kemendiknas, kata Ella, akan memfasilitasi dalam bentuk dana stimulan dan bekerjasama dengan sponsor. Dia menyebutkan, untuk rintisan TBM disediakan dana hibah Rp 70 juta, sedangkan jika dilengkapi dengan pembelajaran komunitas dan aktivitas-aktivitas lain disediakan dana Rp 200 juta.*** -GIM-
Sumber : http://www.diknas.go.id/headline.php?id=1359
READ MORE - Kemendiknas Rintis Taman Bacaan Masyarakat di Mall

Minggu, 11 April 2010

Mari Membaca


 
Sumber : Paparan Direktur DIKMAS2009-05-19

 
  • Umur 0 - 5 merupakan masa optimal untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
  • Keluarga perlu terlibat sepenuhnya dalam kegiatan membaca untuk anak dan kegiatan berbahasa lainnya
  • Literasi dimulai sejak lahir
  • Tiga tahun pertama adalah masa kritis untuk pencegahan dini dan intervensi
  • Seting rumah dan keluarga sangat penting untuk menumbuhkan kemampuan literasi awal
  • Pengalaman belajar sebelum masuk sekolah merupakan faktor kunci untuk mahir-wacana
Menciptakan dasar yg kuat untuk masa depan
  • Kemampuan membaca awal membuka pintu masuk untuk semua kemampuan belajar akademik
  • Terdapat kaitan erat antara literasi, kecakapan, percaya diri, dan kesempatan dalam kehidupan




  • Kemampuan literasi yang lemah biasanya berhubungan dengan:
    • Pendidikan yang rendah
    • Sempitnya peluang bekerja
    • Kesehatan
    • Lemahnya investasi sosial
    • Ketergantungan,
    • Pengangguran
    • Kesejahteraan rendah
    • Penghasilan rendah,
    • Pernikahan dini.
Lemahnya kemampuan membaca
  • Lingkungan berbahasa kurang (stimulasi)
  • Terbatasnya kegiatan berbahasa dan berwacana
  • Terbatasnya waktu dalam kegiatan berbahasa dan berwacana
  • Kurangnya bahan pembelajaran berwacana di rumah akses)
Interaksi dengan bahan bacaan
  • Meningkatkan interaksi dalam keluarga
  • Meningkatkan kemahir-wacanaan sehingga dapat bersikap positip ketika masuk sekolah atau dalam keseharian
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, rasa percaya diri, kemandirian, dan pergaulan
  • Mengurangi tinggal kelas
  • Mengurangi kenakalan anak
  • Meningkatkan peluang untuk pendidikan dan kehidupan
  • Meningkatkan kemampuan kapasitas keluarga
  • Meningkatkan interaksi sosial
Cara Menumbuhkan Minat Baca
  1. Bacakan Buku Sejak Anak Lahir,
    Hasil penelitian bayi yang terbiasa diajak berkomunikasi dan dibacakan cerita (bahkan sejak di dalam kandungan) akan mempunyai kemampuan bahasa yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang hanya didiamkan saja
  2. Kunjungi Toko Buku/Perpustakaan/TBM,
    Jadikan toko buku sebagai tempat singgah yang menyenangkan bagi anak dengan membiasakan mereka untuk mengunjunginya. Tanamkan sikap selektif dalam memilih buku kepada anak. Selain toko buku, dorong anak untuk rajin mengunjungi perpustakaan yang bisa mereka akses
  3. Ciptakan Perpustakaan Keluarga,
    Jika memungkinkan, buat perpustakaan keluarga di rumah, mulailah dari yang sederhana. Selain perpustakaan keluarga, taruhlah buku-buku di tempat yang biasa digunakan anak misalnya di ruang tidur, ruang tamu, ruang main, teras, dll
  4. Tukar Buku dengan Teman,
    Jika dana terbatas, siasati dengan saling tukar buku dengan teman. Ajak orang tua lain untuk melakukan hal sama dengan catatan menjaga kebersihan dan keutuhan buku. Hal ini untuk menghemat sekaligus memperluas wawasan anak dengan banyak buku yang sudah dibaca.
  5. Hilangkan Penghambat seperti TV atau Playstation,
    Dianjurkan untuk mengendalikan pemakaian televisi mengingat tayangan-tayangan yang sering kali tidak sesuai norma masyarakat.
  6. Jadikan Buku sebagai Hadiah (reward),
    Pilihlah buku sebagai hadiah jika ada acara-acara penting, seperti ulang taun, kenaikan kelas, dll. Jadikan buku sebagai barang berharga yang dinanti-nanti.,
  7. Jadikan Kegiatan Membaca sebagai Kebiasaan Setiap Hari,

    Membaca setiap hari akan menumbuhkan minat baca sekaligus membentuk kebiasaan membaca. Luangkan waktu 15 – 20 menit setiap hari untuk membaca.
  8. Buatlah Buku Sendiri,
    Anak akan senang jika membuat buku sendiri, seperti : buku biografi anak, buku tentang orang tua, buku cerita yang digambar sendiri.
  9. Jadilah Teladan,

    Di dalam keluarga teladan orang tua lebih berdampak daripada kata-kata. Biarkan anak melihat orang tua membaca. Jika hal itu sering dilihat anak mereka menjadi terbiasa dengan kegiatan membaca tersebut.
Kesimpulan: Untuk menggairahkan Minat baca, digunakan rumus A-B-C
  • A-Ambil satu buku
    Langkah pertama ini terlihat mudah, namun jika tidak terbiasa untuk ambil buku, maka ini akan menjadi langkah yang akan selalu tertunda sampai akhir hayat
  • B-Baca sampai habis
    Dikenal sebagai home-run method, cara ini memastikan Anda menjadi bergairah untuk membaca buku berikutnya. Buku apa yang terakhir Anda home-run ?
  • C-Ceritakan kepada orang lain
    Menceritakan kembali membuat anda lebih menikmati isi kandungan buku yang telah Anda baca dan pada saat yang sama "mengiklankan" buku itu kepada orang lain sehingga ia tertarik untuk juga membacanya
  •  
  •  
  • sumber : http://www.dikmas.net/dikmas/serba-detail.php?page_name=SERBA%20SERBI&menusub_kode=MNU1304&art_kode=S000002
READ MORE - Mari Membaca

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN GRATIS


Untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar diperlukan pula peningkatan kualitas lingkungan dan sumber belajar termasuk pula perpustakaan sekolah. Saat ini setiap perpustakaan di sekolah memerlukan sistem informasi yang terkomputerisasi untuk menunjang pelayanannya kepada pengguna perpustakaan. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan mengaplikasikan sistem otomasi perpustakaan sekolah. Namun bagi beberapa perpustakaan yang mempunyai dana terbatas, perpustakaan sekolah dan taman bacaan misalnya, computerized systems adalah hal yang tidak mudah untuk diaplikasikan. Beberapa berpendapat sistem manual adalah pilihan terbaik bagi mereka.
Bagi Anda para pustakawan dengan dana terbatas, namun berkeinginan untuk melakukan otomatisasi perpustakaan, Anda dapat menggunakan solusi aplikasi opensource yang gratis namun memiliki fungsionalitas yang tak kalah dengan aplikasi perpustakaan berbayar. Para software creator di Indonesia ternyata telah banyak yang memproduksi aplikasi otomatisasi perpustakaan ini, misalnya Athenaeum Light (selanjutnya disingkat AT), IGLOO dan yang terbaru adalah SENAYAN.
Athenaeum Light , sebuah aplikasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Didik Witono ini menyediakan semua kebutuhan dasar sebuah sistem dalam sebuah perpustakaan. Misalnya fasilitas peminjaman dan pengembalian, sistem pencetak barcode, katalog untuk pengguna, dan yang paling essensial di Athenaeum Light ada tersedianya fasilitas untuk membantu pustakawan melakukan stock opname.
IGLOO adalah aplikasi berbasis web untuk meng-online-kan Database ISIS (CDS/ISIS dan WinISIS) ke media web. Igloo dibuat menggunakan PHP Scripting language ( www.php.net) dan PHP-OpenISIS sebagai backend untuk membaca database natif ISIS. PHP-OpenISIS merupakan port OpenISIS ke PHP dalam bentuk extension. OpenISIS itu sendiri merupakan command-line tool untuk membaca database natif ISIS. Untuk mengetahui lebih banyak tentang OpenISIS, silahkan kunjungi situsnya di http://www.openisis.org
SENAYAN merupakan open source Library Management System. Dikembangkan menggunakan teknologi open source seperti PHP dan MySQL. Senayan menyediakan banyak fitur seperti Bibliography database, Circulation, Membership dan masih banyak lagi, yang akan menolong fungsi otomastisai perpustakaan. Proyek ini disponsori oleh Pusat Informasi dan Humas Depdiknas dan berlisensi GPL v3.
Silahkan kunjungi website masing-masing aplikasi diatas untuk mendapatkan installer dan informasi lebih seputar aplikasi tersebut. Semoga bermanfaat!
Sumber : http://apakabarpsbg.wordpress.com/2008/04/16/sistem-informasi-perpustakaan-gratis-untuk-sekolah/

READ MORE - SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN GRATIS

PERANAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

Pemberantasan buta huruf akan sangat berkaitan erat dengan isu keadilan yang harus di lakukankan pemerintah terhadap warga negaranya. Dalam konteks ini pada akhirnya pemerintah harus mampu menjamin pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, dimana termasuk di dalamnya ketersediaan buku berkualitas yang murah dan dapat di-akses publik secara mudah. Oleh sebab itu, pemerintah tidak hanya dituntut sebagai regulator, inisiator dan eksekutor tetapi mencakup pula peran dinamisator bagi terjaminnya perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan nasional.

Sebagai regulator

Pemerintah dituntut untuk dapat menghasilkan peraturan-peraturan maupun kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suatu kondisi yang positif dan sehat bagi para pembaca dengan tetap memberi kesempatan bagi berkembangnya industri perbukuan yang adil, transparan dan bertangggung jawab. Seperangkat peraturan yang mampu mengayomi semua kepentingan, terutama di satu sisi, kepentingan sosial bagi masyarakat, dan di sisi lain, kepentingan ekonomi bagi para pengusaha. Keduanya harus bersinergi secara postif  sehingga tercipta suatu keseimbangan dan keharmonisan dimana tujuan akhirnya adalah untuk  mencerdaskan bangsa.

Royalty yang memadai dan manusiawi, harus menjadi sebuah standar yang dapat diterima semua pihak sehingga dapat merangsang para penulis untuk menulis. Begitu juga insentif pengurangan pajak bagi buku-buku yang dianggap berkualitas dan mendasar harus menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi pemerintah. Kebijakan semacam ini  sedikit banyak akan membantu industri perbukuan nasional untuk dapat memproduksi buku secara masal sehingga hasilnya dapat dinikmati semua pihak.

Sebagai inisiator

Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam mendorong dan melakukan perubahan yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan secara nasional. Pemerintah harus mau mengambil inisiatif yang positif, bagi ketersediaan buku-buku bermutu dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Hal ini mencakup pula kewajiban pemerintah untuk mengambil inisiatif terhadap kemungkinan terjadinya kevakuman ketersediaan buku, akibat liberalisasi pasar maupun sebab lain diluar kendali pemerintah.

Sebagai eksekutor

Pemerintah berkewajiban untuk menjalankan segala peraturan dan perundang-undangan yang ada dengan semaksimal mungkin sehingga tercapai suatu korelasi yang positif dan nyata antara tataran kebijakan dengan realitas yang ada. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu mendeteksi setiap bentuk penyimpangan yang kontra produktif sehingga pada akhir merugikan masyarakat pembaca.

Sebagai dinamisator

Pemerintah harus mampu menciptakan suatu kondisi yang dinamis dimana interaksi antara industri buku dengan pembaca buku berjalan seiring dalam sistem simbiotik mutualisme. Hubungan yang energik dan dinamis harus menjadi roh utama antara penulis, penerbit dan pembaca sehingga memungkinkan terciptanya sebuah ruang yang kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca masyarakat dengan ketersediaan buku yang layak, berkualitas dengan harganya terjangkau.

sumber : http://pustakakita.wordpress.com/2007/05/25/peranan-pemerintah-dalam-meningkatkan-minat-baca-masyarakat/
READ MORE - PERANAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

Labels

About This Blog

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP